Senin, 26 Mei 2014

Dampak Kebijakan Moneter Terhadap Perekonomian

Kebijakan Moneter: kebijakan yang dipegang secara independen oleh Bank Indonesia dalam hal menjaga kestabilan harga-harga atau dengan kata lain menjaga tingkat inflasi yang rendah. Bank Indonesia memang diperlukan independen sebab kalau tidak maka tujuan utama kebijakan moneter tak bisa dicapai. Misalnya saja Bank Indonesia mendapatkan intervensi dari pemerintah, maka yang terjadi adalah inflasi semakin tinggi. Ada beberapa sifat dalam kebijakan moneter, antara lain
1.      Kontraktif
o   Mengurangi Jumlah Uang Beredar
o   Mengatasi Inflasi
2.      Ekspansif
o   Menambah Jumlah Uang Beredar
o   Memicu pertumbuhan Ekonomi

Kebijakan Moneter tidak langsung:
Ø  Cadangan Wajib minimum (Cash Ratio) :Persentase cadangan yang harus disimpan oleh bank sentral
-          Cash Ratio naik – kredit turun – JUB turun
-          Cash Ratio turun – kredit naik – JUB naik

Ø  Suku Bunga (Diskonto)
-          Suku bunga naik - kredit turun - JUB turun
-          Suku bunga turun – kredit naik – JUB naik

Ø  Operasi Pasar Terbuka
-          BI menjual SBI-JUB di masyarakat naik
-          BI membeli SBI- JUB di masyarakat turun
Kebijakan Moneter itu sendiri merupaka salah satu dari kebijakan dalam perekonomian. Dalam kebijakan lain terdapat kebijakan Fiskal. Seharusnya dua kebijakan ini bekerja sama untuk mengaasi perekonomian. Sebab bisa saja kebijakan moneter mengarah pada solusi sedangkan kebijakan fiskal justru memperparah kondisi yang ada. Sehingga diperlukan sinergisitas yang kuat.
Studi Kasus di Pakistan
Dalam kasus Pakistan, manajemen kebijakan moneter dan stabilitas sektor keuangan adalah dua peran utama dari State Bank of Pakistan (SBP). Kebijakan moneter dan proses penyusunannya di Pakistan telah mengalami perubahan dengan dinamika yang berkembang ekonomi dalam negeri dan peningkatan pemahaman empiris dan teoritis dari kebijakan moneter di seluruh dunia.
Salah satu variabel sasaran antara yang penting dan krusial Kebijakan moneter di Pakistan adalah jumlah uang beredar. SBP telah menggunakan M2 agregat (deposito yaitu, mata uang + giro + waktu) untuk tujuan kebijakan pada asumsi bahwa permintaan untuk fungsi M2 stabil di Pakistan. Memanfaatkan diperkirakan fungsi permintaan uang laju target pertumbuhan M2 diatur (Qayyum, 2002).
Tingkat inflasi Pakistan untuk tahun buku 2009 diperkirakan menjadi 20 persen yang 40 persen lebih tinggi dari tahun lalu 12 persen. Di sisi lain, tingkat pertumbuhan PDB Pakistan untuk tahun 2009 dan 2010 diproyeksikan menjadi 2,8 persen. Penyebabnya adalah kelonggaran kebijakan moneter Pakistan sehingga diperlukan pengetatan kebijakan moneter.
Keterkaitan dengan PDB (Produk Domestik Bruto)
Dalam ilmu ekonomi , PDB didefinisikan sebagai nilai semua barang dan jasa yang diproduksi di dalam wilayah geografis ekonomi dalam interval tertentu , seperti setahun . Sebuah formula terkenal PDB telah dinyatakan sebagai nilai total pasar semua barang dan jasa yang diproduksi di suatu negara pada tahun tertentu , sama dengan total pengeluaran konsumen , investasi dan pemerintah , ditambah nilai ekspor dikurangi nilai impor .

PDB adalah langkah yang paling umum dikenal dari pendapatan nasional , output, dan pertumbuhan . PDB adalah dua jenis . PDB nominal adalah ukuran uang yang dikeluarkan . PDB riil mengoreksi angka PDB nominal kotor untuk inflasi , membuat PDB riil lebih berguna untuk perbandingan sejarah . PDB Nominal kadang-kadang disebut PDB uang , dan PDB riil kadang-kadang disebut PDB inflationcorrected atau PDB harga konstan . Untuk tujuan data penelitian ini untuk PDB riil untuk periode 1980-2008 telah dianggap .

Di Pakistan , pertumbuhan PDB yang tinggi telah diamati selama lima tahun terakhir saja. Setelah periode pertumbuhan yang rendah sepanjang 1990-an , angka pertumbuhan tahunan untuk Pakistan telah melayang sekitar level 7 persen sejak 2003-04 . Momentum pertumbuhan saat ekonomi Pakistan sebagian besar merupakan hasil dari integrasi keuangan dan perdagangan yang lebih besar dan kinerja yang baik dari sektor jasa dan manufaktur . Peningkatan terbaru dalam laju pertumbuhan PDB telah mengurangi rasio pendapatan kemiskinan secara signifikan dan meningkatkan standar hidup rata-rata di Pakistan . Namun peningkatan ketidaksetaraan pendapatan maupun non-pendapatan kelompok telah menyebabkan hubungan lemah antara pertumbuhan ekonomi dan pengurangan kemiskinan di Pakistan . Ini memberikan kita dasar untuk memeriksa , melalui penelitian ini , dampak dari variabel moneter lain juga pada pertumbuhan PDB dalam perekonomian dikumpulkan untuk periode 1980-2009 .
Kesimpulan studi Kasus Pakistan:
Kebijakan moneter untuk negara manapun memainkan peran kunci dalam pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan. Kerangka kelembagaan untuk kebijakan moneter di Pakistan diatur di State Bank of Pakistan Act of 1956 dan amandemen selanjutnya. Undang-undang menetapkan bahwa Badan Pusat Direksi Bank Negara Pakistan (SBP) akan "mengamankan stabilitas moneter dan kesehatan pada sistem keuangan". Kebijakan moneter dari Pakistan sekarang selama beberapa tahun telah banyak mendukung tujuan ganda mempromosikan pertumbuhan ekonomi dan stabilitas harga. Ini mencapai tujuan dengan menargetkan agregat moneter (pertumbuhan uang beredar luas sebagai sasaran antara dan uang cadangan sebagai sasaran operasional) sesuai dengan pertumbuhan PDB riil dan inflasi target yang ditetapkan oleh Pemerintah (Shamshad, 2006). Dalam skenario ini, penelitian ini merupakan upaya untuk menemukan berapa banyak uang beredar, suku bunga dan inflasi dampak pertumbuhan keseluruhan PDB di Pakistan.
Daftar Pustaka

Hameed, IrfanView Profile; Ume-Amen. Interdisciplinary Journal of Contemporary Research In Business3.1 (May 2011): 1348-1361.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar